Palembang, Metrosumsel.com – Mengandeng sejumlah praktisi dan akademisi Teater Potlot menyelenggarakan seminar pindang Program yang didukung Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dalam bentuk program hibah Fasilitasi Bidang Kebudayaan [FBK] 2022 di Taman Budaya Jakabaring, Palembang, Minggu (06/11).
Lima orang narasumber menjadi pemateri dalam memberikan penjelasan tentang pembahasan masakan pindang dari berbagai disiplin ilmu, mulai dari Afrizal Malna, seorang praktisi dan pengamat budaya dan seni, Dr. Najib Asmani [Universitas Sriwijaya], Dr. Yenrizal [UIN Raden Fatah Palembang], Dr. Amilda [UIN Raden Fatah Palembang], serta Yudhy Syarofie, praktisi budaya Palembang.
Dikatakan Afrizal Malna acara seminar yang dilaksanakan Teater Potlot dapat memberikan inspirasi dan pengetahuan kepada masyarakat luas, khusunya generasi muda tentang melihat pindang.
“Bagi saya acara-acara seperti ini sangat baik, karena masyarakat khususnya anak muda melihat pindang agar dapat meriset pengetahuan-pengetahuan local dan kerja-kerja kreatif berdasar budaya pindang,” kata Afrizal.
“Pindang ada sebuah pengetahuan tidak hanya sebatas bagaimana masakan pindang di masak dengan menggunakan bumbu, namun ada praktek-praktek kesenian yang ikut dalam hal tersebut. Berdasarkan lingkungan hidup kita dapat melihat hal terdekat dalam pindang adalah sungai. Hal ini perlu menjadi perhatian agar dapat menjaga eksosistem penting dalam sejarah Palembang, maka pindang pun akan mengalami degradasi sejarah,” ungkap Afrizal.
Sementara itu salah seorang peserta seminar asal Kota Lampung, Ari Bahala Hutabarat menyebutkan, kegiatan seminar pindang sebagai bahan pengetahuan bagi masyarakat banyak.
“Sebetulnya ada tiga irisan yang didiskusikan dalam seminar ini, pertama pindang dalam perspektif sejarah, pindang dalam perspektif kuliner dan pindang dalam perspektif kerja seni. Tentu hal ini sangat menarik, kami dari peserta diskusi seminar ini mendapat pengetahuan mendapat wawasan dan mendapatkan perspektif yang cukup bermutu logistic mengenai pindang yang selama ini cukup abai,” kata Ari.
“Dari sekian banyak narasumber, para narasumber melihat dengan sangat rasional dengan sangat jastifikasinya jelas memperlihatkan relasi yang sangat ekologis antara pindang dangan lingkungan. Disini kita melihat ekosistem sungai yang mempengaruhi cita rasa pindang sebagai entitas kuliner dan kualitas entitas kuliner juga dipengaruhi oleh keberlangsungan ekologi tersebut,” pungkas Ali.
Seminar ini terbuka bagi umum. Peserta yang hadir mendapatkan sertifikat, pada senin (07/11) Teater Potlot akan menggelar pertunjukan berjudul “Dapur Ibu dan Anak-Anaknya” karya T.Wijaya dan Conie Sema.
laporan : Reza Khalid