JAKARTA, Metrosumsel.com – Tiga tahun tak pernah nikmati kenaikan upah, buruh harus menghadapi masalah baru. Namanya, kenaikan harga BBM subsidi yang menyulut harga barang. Sudah jatuh, buruh masih harus tertimpa tangga.
Presiden Partai Buruh, Said Iqbal menyampaikan rencana demo besar-besaran dari puluhan ribu buruh se-Indonesia pada 6 September 2022. “Sekitar 5 ribu buruh se-Jabodetabek akan tumplek di DPR. Kami perjuangkan penolakan kenaikan BBM subsidi. Selain itu, kami menolak Omnibus Law dan mendesak kenaikan upah 10-16 persen pada 2023,” tegas Said dalam konferensi pers daring, Jakarta, Selasa (30/8/2022).
Pada hari yang sama (6 September), masih kata Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) itu, puluhan ribu buruh di 34 provinsi melakukan unjuk rasa serentak. Tuntutannya sama, targetnya menuju kantor gubernur.
“Menaker Ida fauziyah telah menyampaikan bahwa kenaikan upah buruh 2023 mengacu kepada PP 36 Tahun 2021. Artinya tidak ada kenaikan upah buruh. Nah, ini apa-apaan. Sekarang saja, beban buruh sudah sangat berat. Apalagi nanti kalau BBM dinaikkan. hanya satu kata, lawan,” tandasnya.
Dengan kenaikan BBM hingga 30 persen, kata Said, daya beli buruh, tani, nelayan dan kelompok masyarakat kelas bawah lainnya, semakin terkulai. Perkiraan dari Partai Buruh, kenaikan harga BBM bakal mengerek inflasi di rentang 6,5%-8%. “Partai Buruh dan Litbang KSPI memperkirakan daya beli anjlok sampai 50 persen. Ini watak pemerintah yang ‘kolonial’ dan ‘memeras’. jadi harus kita lawan,” ungkapnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi VII DPR, Eddy Soeparno yang membidangi energi dan migas, memberi bocoran tentang kenaikan harga BBM. Untuk Pertalite atau BBM beroktan beroktan 90, harganya naik dari Rp7.650 menjadi Rp10.000 per liter. Atau kenaikannya mencapai 30,7 persen.
Sedangkan Solar harganya naik dari Rp5.150 menjadi Rp7.200 per liter. Kenaikannya mencapai 39,8 persen. Sedangkan BBM beroktan 92 atau Pertamax), naik dari Rp12.500 menjadi Rp16.000 per liter. Kenaikannya mencapai 28 persen.