Jakarta, Metrosumsel.com – Gelombang penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (bbm) datang dari kelompok buruh tanah air. Ribuan masa buruh melakukan unjuk rasa didepan gedunga DPR RI Senayan, Selasa (06/09).
Presiden Partai Buruh, Said Iqbal menyampaikan
“Terimakasih kepada kawan-kawan media. Pada hari ini partai Buruh dan organisasi serikat buruh, serikat petani, serikat nelayan, serikat forum guru honorer, pekerja rumah tangga miskin kota, elemen pemuda dan mahasiswa aktivis, hari ini melakukan aksi serentak seluruh Indonesia. Dari agenda 34 Provinsi yang direncakan, terkonfirmasi sekitar 20 hingga 25 Provinsi yang hari ini melakukan aksi serentak melakukan aksi demonstrasi melakukan unjuk rasa menyampaikan penolakan terahadap kenaikan harga bbm,” kata Said Iqbal.
Massa untuk Djabodetabek berkumpul sekitar 1.500 orang dan massa lain berunjuk rasa di kantor gubernur serentak. Aksi ini tidak akan berhenti sampai disini.
“Kami mengumumkan kepada seluruh rakyat Indonesia, khusus teruntuk para nitizen yang bermain di social media, para anak muda, kaum millennial dan gen z. Massa depan sedang terancam. Harga-harga barang membuat ibu bapakmu menjadi susah. Biaya sekolah akan menjadi tinggi, biaya makan menjadi tinggi, biaya transportasi tidak terkejar lagi dan semua akan mengalami kesulitan,” ungkap Presiden Buruh.
Para buruh, petani nelayan, akan naik ongkos transportasi, akan naik harga-harga sewa rumah, sebagai masyarakat urban, oleh karena itu aksi ini diorganisir oleh partai buruh dan organ serikat buruh lainnya. Aksi ini akan melakukan aksi sampai dengan Desember 2022. Aksi ini akan berlangsung terus menerus, hingga pemerintah menurunkan harga BBM.
“Kita pernah menang, karena kami berkeyakinan, bahwa bapak Presiden Joko Widodo akan mendengar suara rakyat, disamping suara elite partai politik dan elite-elite Menteri yang tidak berpihak kepada kepentingan rakyat dan lebih berpihak kepada kepentingan anggaran. Untuk apa ada pemerintahan, jika anggaran membuat rakyat menjadi susah,” pungkas Said Iqbal.
Partai Buruh, organisasi petani dan organisasi buruh menyerukan melakukan perlawanan. Pasti Presiden mendengarkan suara rakyat.
Rilis PIJAR SUMSEL