OKU Timur,- Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur atau Bumi Sebiduk Sehaluan merupakan daerah penghasil beras nomor satu di Provinsi Sumatera Selatan, bahkan berada di sekala Nasional.
Besarnya jumlah yang diperoleh dalam satu kali Panen Raya membuat daerah tersebut dijuluki sebagai Kabupaten Lumbung Pangan.
Mayoritas penduduknya yang bekerja sebagai petani membuat OKU Timur tak kekurangan akan asupan Karbohidrat sehari-hari.
Selain penghasil pangan yang melimpah, OKU Timur juga terkenal dengan buah duku khas Komering yang memiliki rasa manis dan berbiji kecil, tak seperti buah duku di daerah lain.
Namun mirisnya, dengan memiliki hasil pangan yang melimpah dan buah duku Komering nya tersebut. Ternyata Kabupaten OKU Timur berada diposisi nomor tiga tertinggi dalam perkara pencabulan dan persetubuhan terhadap anak di bawah umur di Provinsi Sumatera Selatan sepanjang tahun 2022.
“Sepanjang 2022 tercatat cukup banyak. Dan OKU Timur termasuk paling besar di OKU Raya, di bawah Polretabes Palembang dan Lubuk Linggau,” ungkap Kasat Reskrim Polres OKU Timur, AKP Hamsal dikutip dari Idsumsel.com, Jum’at (14/4/2023).
Dalam tahun 2023 ini saja, terhitung awal Januari hingga Mei kasus yang bisa merusak mental dan masa depan anak tersebut terus meningkat secara signifikan.
Paling banyak menimpa Siswi sekolah yang masih dibawah umur dan untuk pelaku nya diatas umur 20 tahun hingga Lanjut Usia (Lansia).
Tak jarang anak yang mengalami keterbelakangan mental juga ikut menjadi korban para pelaku Penjahat Kelamin (PK) tersebut. Tak tanggung-tanggung ada yang sampai hamil 5 bulan hingga mengalami trauma oleh tindakan pelaku.
ADAKAH UPAYA DARI PEMKAB OKU TIMUR?
Marak nya kasus pencabulan dan persetubuhan yang menimpa anak di bawah umur, seperti tak dapat perhatian dari Pemerintah setempat. Ironisnya, jumlah korban yang rata-rata masih duduk di bangku pendidikan tersebut terus meningkat.
Lalu, apa saja langkah yang sudah dilakukan Pemkab OKU Timur untuk menekan angka terjadinya perkara tersebut.
Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) OKU Timur, Ella Nursanti saat dikonfirmasi mengatakan sangat prihatin dengan meningkatnya jumlah kasus tersebut.
Diungkapkan Ella, berbagai upaya sudah dilakukan Pemkab OKU Timur melalui Dinas PPPA dan TP PKK untuk menekan angka tersebut. Mulai dari mensosialisasikan kepada masyarakat, orang tua dan setiap pelajar dengan cara berkoordinasi ke pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud).
”Kita sering melakukan sosialisasi kepada Orang Tua, Pelajar dan Masyarakat. Bahkan disetiap acara yang ada kita sisipkan untuk sosialisasi. Karena bagi kami itu penting, namun terhalang Covid (19) kemarin kita baru bisa sosialisasi di tahun ini,” Ungkap Ella Nursanti saat di Wawancarai METROSUMSEL.COM di ruang kerjanya, Selasa (9/5/2023).
Selain itu, korban yang telah mengalami hal tersebut Dinas PPPA dan Dinas Sosial akan berkoordinasi kepada kepolisian untuk melakukan pendampingan terhadap korban dengan menghadirkan pakar Psikologi.
Dikatakan Ella, Dinas PPPA juga membina kader-kader P2TP2 di setiap kecamatan maka Ella meminta untuk setiap kader agar aktip melakukan sosialisasi.
”Kita ini di Dinas PPPA SDM nya terbatas jika seluruh Kecamatan kita yang handle tidak akan tercover, untuk itu kita membina kader di setiap kecamatan agar dapat membantu sosialisasi,” Ujarnya.
Untuk menekan angka kasus pencabulan, lanjut Ella, tak terlepas dari cara pola asuh dari keluarga terhadap anak dengan melakukan pengawasan dan mengurangi bermain Gadget (Handphone).
”Satu dari pengawasan, karena kita Dinas ini hanya bisa melakukan sosialisasi dan selebihnya kembali kepada orang tua tersebut. Penyebab nya bisa dari kurang nya pendidikan Agama dan kebanyakan bermain HP,” Jelasnya.
Ella menegaskan, bahwa hal ini bukan hanya tanggung jawab Pemerintah melainkan tanggung jawab kita bersama sebagai unsur Masyarakat. ”bukan hanya pemerintah tapi juga tanggung jawab bersama,” Tegasnya.
PENJAHAT KELAMIN MENINGKAT, APA GUNA PIAGAM KOTA LAYAK ANAK YANG DIRAIH?
Sebelumnya, di tahun 2022 Pemerintah Kabupaten OKU Timur berhasil menerima piagam penghargaan Kota Layak Anak (KLA) dalam kategori Nindya
dari Kementerian Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia.
Namun, di dalam tahun yang sama OKU Timur berada diposisi ke tiga tertinggi dalam perkara kasus pencabulan dan persetubuhan anak di bawah umur.
Meski demikian, piagam penghargaan tetap diterima Pemkab OKU Timur dan kini patung Kota Layak Anak (KLA) telah rampung di bangun untuk sebagai tanda bahwa Kabupaten Layak Anak.
Mengenai itu, Ella juga menerangkan bahwa Mindset piagam tersebut bukan berarti harus Zero kekerasan, Kabupaten Layak itu bagaimana upaya kita memenuhi hak terhadap anak.
”Di Makasar satu tahun nya sebanyak 1,300 kasus kekerasan terhadap anak, tapi tetap maraih piagam KLA, karena Makasar mendampingi anak-anak dengan benar,” Pungkasnya.
Penulis: Delviero Reaynaldo