#Pendidikan di Sumsel Tak Boleh Dibeda-bedakan
Metrosumsel.com,Banyuasin – Di sela agenda kerjanya yang sangat padat, Gubernur Sumsel H.Herman Deru beserta rombongan menyempatkan diri menghadiri Dies Natalis SMA Plus Negeri 2 Banyuasin yang ke-15, Rabu (23/1) pagi. Pada kesempatan itu orang nomor satu di Sumsel tersebut memastikan, di bawah kepemimpinannya perhatian pada sekolah-sekolah dan dunia pendidikan di Sumsel tidak akan pernah dibedakan tapi sejajar satu dengan lainnya.
Saking senangnya atas kehadirannya ke sekolah favorit di Banyuasin itu, Gubernur juga dihadiahi jam unik anti ngantuk. Jam ini merupakan hasil karya pelajar SMA Plus Negeri 2 Banyuasin yang berhasil menjawarai kompetisi industrial research competition tingkat nasional yang digelar oleh Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.
Dikatakan Herman Deru, di antara sekitar 430 SMA yang ada di Sumsel ia punya alasan mendasar mendatangi SMAN Plus Negeri 2 Banyuasin. Hal ini karena ia tak ingin ada pembedaan pendidikan baik di perkotaan maupun sekolah-sekolah di pelosok daerah. Baginya putra-putri yang menjadi siswa di sekolah manapun semuanya adalah putra-putri terbaik dan calon pemimpin bangsa.
“Dengan tegas saya katakan, di Sumsel semua pendidikan dan sekolah harus sama. Tidak boleh ada perbedaan. Itu juga yang menjadi alasan saya datang ke sekolah ini walaupun jadwal saya padat,” tegasnya.
Lebih jauh dikatakannya bangsa Indonesia adalah milik para generasi muda. Kepada para siswa inilah nasib bangsa dititipkan. Untuk itu sejak dini, anak-anak ini harus diarahkan agar dapat mengelolanya dengan baik.
Saat menyampaikan sambutannya, Herman Deru juga mengaku sempat terkejut melihat betapa modernnya SMA Plus Negeri 2 Banyuasin. Begitu juga mengenai capaian prestasi yang berhasil ditorehkannya baik di kancah lokal maupun nasional.
“Prestasi ini tak lepas dari peran semua pihak, siswa, guru, komite, orang tua dan lainnya. Ini harus dipertahankan. ” tambahnya.
Di hadapan ratusan siswa yang mengelu-elukan kehadirannya, Herman Deru juga mengingatkan agar para siswa dan guru jangan terlalu berlebihan menggantungkan diri dengan kecanggihan teknologi saat ini. Apalaginsampai terhanyut hingga melupakan kehidupan sosial yang nyata. Karena saat ini dia menilai kecanggihan teknologi banyak membuat orang menjadi sosok yang anti sosial.
“Boleh kita mengikuti kecanggihan teknologi tapi jangan sampai hanyut. Silaturahmi dengan orang tua hanya pakai video call. Itu tidak cukup, silaturahmi lebih dari sekedar itu. Kecanggihan itu baiknya digunakan untuk mempermudah bukan menghilangkan silaturahmi. Sekarang ini kita lihat sendiri hubungan orang tua dan anak menjadi renggang. Nah ini harus disikapi dengan bijak,” jelasnya.
Selain itu HD juga menyinggung soal penggunaan bahasa daerah. Menurutnya bahasa daerah harus dikuatkan karena ini menjadi salah satu keistimewaan Sumsel dibandingkan daerah lain. Karena itu dia sangat berharap hal ini tetap dipertahankan. Meskipun tidak masuk dalam kurikulum, pihak sekolah kata dia bisa tetap menyelipkannya dalam pembelajaran seminggi sekali menggunakan bahasa daerah.
“Ini identitas walaupun tidak masuk kurikulum paling tidak ini rutin dilakukan. Saya ingin kemajemukan Sumsel ini kuat,” jelasnya.
Mantan Bupati OKU Timur dua periode itu pun merespon permintaan bantuan gedung dari pihak sekolah. Menurutnya bantuan akan diberika dengan difasilitasi oleh Dinas Pendidikan Sumsel. Dengan penambahan fasilitas itu dia berharap SMA Plus Negeri 2 ini akan semakin maju dan melahirkam siswa-siswa yang berkualitas.
Sedangkan mengenai karya spektakuler pelajar SMAN 2 yakni jam anti ngantuk, dikatakan HD sangat membanggakan. Namun ia menyarankan agar jam tersebut dikemas lebih menarik misalnya menempel betul dengan jam sehingga praktis digunakan.
“Ini bagus sekali ya harus teru dikembangkan. Cuma bentuknya saya pikir harus dipercantik bisa buat seperti jam atau gelang. Menurut saya ini bukan anti ngantuk, tapi anti kopi” ujarnya sambil setengah bercanda.
Di tempat yang sama Kepala Sekolah SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III, Rukanto mengatakan sangat gembira atas perhatian Gubernur Sumsel Herman Deru yang mau berkunjung ke sekolahnya.
Sejak didirikan 15 tahun lalu kata Rukanto sekolah ini terus membangun semangat yang terbarukan untuk menghadapi tantangan untuk memenangkan persaingan era global.
Sejak tahun 2016-2018 dipaparkannya banyak prestasi yang berhasil mereka torehkan seperti juara Lomba 2 Perpustakaan tingkat Provinsi, kemudian mengukuhkan diri sebagai sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi.
“Selain itu 70% lulusan sekolah ini jiga diterima di berbagai PTN di Indonesia dari Aceh sampai Malang. Target kami tahun ini jadi Adiwiyata Mandiri tingkat nasional,” jelasnya.(Rill)