METROSUMSEL.COM,PALEMBANG- Rencana PT Bukit Asam (PTBA) mengembangkan hilirisasi batubara di kawasan ekonomi khusus (KEK) Bukit Asam dan Pengembangan Angkutan Tanjung Enim-Perajen langsung mendapat respon positif dari Gubernur Sumsel Herman Deru, saat paparan di Ruang Rapat Gubernur, Selasa (17/12) pagi.
Menurut HD ide besar hilirisasi tersebut patut didukung semua pihak termasuk Pemprov karena sangat dinantikan pusat maupun daerah. Hilirisasi ini mesti dipercepat karena dapat menghemat impor LPG yang mencapai 73% dari total konsumsi LPG di Indonesia yang mencapai 11 Juta KL (2017).
” Tidak ada alasan saya tidak mendukung ini. Karena kalau ini berhasil bisa jadi langkah penghematan oleh negara. Cuma itu saya ingin sebelum ini diteken, selesaikan dulu semua hal pendukung, semisal Amdal, perizinan dan lain-lain. Termasuk juga dengan masyarakat setempat. Jangan sampai nanti bermasalah,” tegas HD.
Bukan hanya PTBA, pada dasarnya Pemprov Sumsel akan mengakomodir dan mendorong segala bentuk investasi yang masuk sesuai kewenangannya sebagai pemimpin daerah.
Dalam pelaksanaan pengembangan itu HD berharap PTBA akan memaksimalkan penyerapan tenaga kerja lokal.
“Pergubnya segera keluar. Mudah-mudahan mulai 1 Januari kita akan maksimalkan rekrutmen tenaga kerja lokal. Bukan apa-apa ini penting agar masyarakat setempat punya rasa memiliki,” jelasnya.
HD juga mengatakan, hilirisasi itu hendaknya tidak terbatas pada batubara saja tapi komoditi lainnya juga perlu didorong seperti karet dan sawit. Dengan demikian ditargetkan angka kemiskinan Sumsel yang mencapai 12,80 persen bisa ditekan secara maksimal.
” Malu saya angka kemiskinan nasional sudah satu digit. Hilirisasi ini juga harus jalan malu kalau tidak segera ada actionnya. Segera pastikan tahapannya. Kalau Bupati dan Gubernur harus penguatan ke Presiden pun kami siap,” tambah HD.
Sementara itu Direktur Pengembangan Usaha PTBA, Fuad Iskandar Z Farchrudin menjelaskan bahwa maksud kedatangan pihaknya ini adalah untuk melanjutkan pembahasan mengenai progres dua pengembangan yang jadi target mereka. Yakni pembangunan Hilirisasi Batubara di KEK PTBA dan Pengembangan Angkutan Tanjung Enim-Perajen.
Rencananya lanjut Fuad, PTBA akan membangun Kawasan Khusus Ekonomi (KEK) Bukit Asam di wilayah konsesi batubara. Di kawasan itu akan dikembangkan Hilirisasi Batubara Bukit Asam di Bukit Asam Coal Based Industrial Estate (BACBiE) berupa kawasan ekonomi khusus berbasis batubara di mulut tambang.
Hilirisasi batubara ini menurut Fuad diwujudkan untuk kepentingan nasional dimana batubara diubah sebagai bahan baku alternatif selain gas alam dan produksi urea dari batubara diharapkan menjadi subtitusi LPG.
“Hilirisasi itu akan membuat batubara bisa disubstitusikan ke LPG, sehingga bisa mengurangi impor LPG dan menghemat devisa negara. Rencana ini sudah inline dengan Kementerian Perindustrian,” jelasnya.
Namun sebelum ini terealisasi pihaknya masih harus melakukan berbagai tahapan, mulai dari izin Bupati, Gubernur hingga Dewan Ekonomi Nasional. Pengembangan ini sendiri akan dilakukan di atas lahan seluas 585 hektare yang bisa diekspansikan hingga 1500 hektare.
Selain itu PTBA kata Fuad juga akan mulai mengembangkan angkutan batubara dari Tanjung Enim-Perajen sepanjang 38,5 Km. Hal ini sebagai bagian dari upaya mempertahankan kecukupan energi nasional.
“Selama ini kita tidak bisa jual lebih karena keterbatasan kapasitas angkutan. Dengan jalur ini diharapkan adanya penambahan penjualan 20 ton per tahun targetnya selesai 2023 jika izin, trase, izin pembangunan dan izin operasi dari Pemprov Sumsel selesai,” jelas Fuad.
Di tempat yang sama Bupati Muaraenim A. Yani mengatakan, pihaknya sudah mendalami hal ini bersama Bapeda dan perangkat daerah bahkan telaj dibahas juga dalam proses penyusunan tata ruang.
“Kami sepakati bahwa potensi ini luar biasa jika terealisasi bagi pengembangan Muaraenim, terutama penyerapan lapangan kerja,” jelasnya.(Rill)