Metrosumsel.com, Ogan Ilir – Usai berkunjung dan memberikan bantuan bagi para lansia di Panti Sosial Lanjut Usia Harapan Kita, Ketua TP PKK Sumsel Feby Deru didampingi Wakil Ketua 1 TP PKK Sumsel Fauziah Mawardi Yahya melihat potensi dan perkembangan usaha tanaman hias dari Idaman Tani yang berlokasi di Jalan Lintas Inderalaya, Senin (09/06) siang.
Saat berada di sana, Feby Deru dan Fauziah Mawardi Yahya tak hanya sekedar melihat kemajuan kelompok usaha tani tanaman hias yang menyediakan berbagai macam tanaman hias berikut bibitnya seperti kaktus, bunga antarium, lidah mertua, anggrek berbagai jenis, ande-ande lumut, jenggot dewa, begonia, dan lainnya. Feby Deru bersama anggota TP PKK Sumsel tanpa ragu dan sungkan memborong berbagai tanaman hias.
Menurut Feby usaha tanaman hias bisa menjadi alternatif untuk meningkatkan pendapatan keluarga jika ditekuni dengan benar,utamanya di masa pandemi Covid-19 yang meluluh lantakkan di hampir semua segi kehidupan sehingga menyebabkan sebagian besar orang kehilangan pekerjaan dan berdampak pada ekonomi.
“Selama pandemi Covid-19 banyak orang kehilangan pekerjaan, bahkan ada yang beralih profesi. Melakukan usaha apa pun asalkan halal untuk memperoleh penghasilan bagi keluarga. Saya pikir usaha tanaman hias ini bisa menjadi alternatif, asalkan ditekuni dengan giat dan tidak begitu terpengaruh dengan situasi apa pun”, terangnya.
Berkebun dan bercocok tanam tanaman hias pun, lanjut Feby juga dilakukannya untuk mengisi waktu selama pandemi Covid-19. Dia mengatakan kaum perempuan umumnya suka berkebun dan bercocok tanam berupa tanaman hias memanfaatkan pekarangan rumah.
“Bercocok tanam tanaman hias bisa kita gunakan untuk mengisi waktu selama harus berdiam diri di rumah. Ini saya juga membeli tanaman hias yang akan saya tanam di rumah, ada anggrek, ande-ande lumut, jenggot dewa, juga begonia”, ujarnya.
Sementara itu, Hastuti pemilik usaha tanaman hias dari Idaman Tani mengungkapkan usaha tanaman hias yang ditekuninya tak terpengaruh secara signifikan selama pandemi Covid-19. Bahkan bisa dibilang justru selama pandemi Covid-19 bercocok tanam tanaman hias makin digandrungi masyarakat.
“Alhamdulillah, usaha kami bisa dikatakan stabil dan meningkat. Usaha ini tak terpengaruh situasi. Pernah saja dalam satu hari saat pasokan bibit tanaman hias datang dari Bandung, langsung habis diborong pembeli kami memperoleh penghasilan 40 juta rupiah, biasanya rata-rata per bulan sekitar 20 hingga 30 juta rupiah”, kata Hastuti.
Tak dapat dipungkiri, meski secara luas Covid-19 mengakibatkan lumpuhnya perekonomian bagi semua orang, namun bagi Hastuti justru merupakan berkah tersendiri untuknya. Meningkatnya peminat tanaman hias dijelaskan Hastuti salah satunya akibat diterapkan sistem work from home (wfh) bagi pekerja baik instansi pemerintah maupun swasta.
“Orang-orang yang biasanya bekerja setiap hari, sejak diterapkan sistem wfh mereka sebagian besar lantas mengisi kegiatannya di rumah dengan bercocok tanam tanaman hias. Bunga krisan paling banyak disukai pembeli”, bebernya.
Peminat tanaman hias milik Hastuti tak hanya berasal dari Ogan Ilir saja, melainkan dari berbagai wilayah di Sumsel, seperti Palembang, Mesuji,Tugu Mulyo, Gelumbang, dan Prabumulih.(rilis)