Metrosumsel.com,Sekayu- Berbagai pihak baik tingkat nasional maupun internasional menyoroti komitmen Pemkab Muba (Musi Banyuasin) dalam upaya pembangunan hijau berkelanjutan (sustainable) di Kabupaten Muba, kali ini komitmen sustainable di Bumi Serasan Sekate menjadi sorotan Forum Ekonomi Dunia yakni World Economic Forum (WEF).
Dalam kesempatan ini, Rabu (10/10/2018) bertempat di Guest House Griya Bumi Serasan Sekate mendapat kunjungan langsung dari Director World Economic Forun (WEF), Mr Dominic Waughray yang juga sekaligus langsung mewawancarai Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin.
“Gaung komitmen pembangunan hijau berkelanjutan di Muba ini sudah terdengar di level dunia, kami tertarik untuk mengetahui lebih dalam upaya-upaya yang sudah dilakukan,” ujar Director WEF, Dominic Waughray.
Dikatakan, pihaknya juga ingin mengetahui tantangan ke depan yang akan dihadapi Pemkab Muba bersama petani musi banyuasin dalam upaya mempertahankan pembangunan hijau berkelanjutan. “Kami kagum dan takjub dengan Muba ini, tentunya dalam upaya yang sudah dilakukan untuk mewujudkan pembangunan hijau yang berkelanjutan,” urainya.
Sementara itu, dalam kesempatan tersebut, Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin memaparkan upaya-upaya yang sudah dilakukan dalam mewujudkan pembangunan hijau berkelanjutan dan tantangan-tantangan yang dihadapi serta solusi yang akan dijalankan dengan program program yang menguntungkan baik bagi pemerintah daerah dan masyarakat Musi Banyuasin
“Seperti kita tahu bahwa, petani merupakan bagian dari masyarakat yang menjadi tulang punggung bagi sektor pertanian maupun perkebunan. Tantangan terbesar yang dihadapi oleh petani adalah akses pendanaan untuk mengelola komoditas yang ingin mereka kembangkan,” imbuhnya.
Selain itu, Dodi berupaya mengubah pola pikir petani sawit kita untuk melaksanakan program program yang akan mendorong petani kita mengikuti pola yang dikehendaki pasar dunia, selain itu Dodi Reza menyebutkan, proyek dan kemitraan adalah suatu hal yang saling berhubungan, bahwa proyek dapat berjalan dengan lancar dan sukses jika didukung dengan kemitraan yang kuat.
“Proyek dan kemitraan adalah hal yang sangat diperlukan khususnya dalam mencapai visi pembangunan berkelanjutan. Keselarasan adalah kuncinya agar terhindar dari ketimpangan kepentingan,” jelas Dodi.
Kemudian, pendekatan Yurisdiksi merupan jenis pendekatan yang mengintegrasikan berbagai aksi dan kolaborasi multipihak dengan memaksimalkan sumber daya yang ada untuk mendapatkan dampak kolektif yang maksimal. Hal tersebut sangat berguna bagi masyarakat, karena pendekatan ini sangat efektif untuk memperkuat komunikasi yang ada agar tidak ada tumpang tindih kebijakan dan terintegrasinya sistem pemerintahan.
“Dampak positifnya adalah masyarakat sebagai konstituen dapat merasakan implementasi pendekatan tersebut baik dari segi aspek ekonomi, sosial, hingga lingkungan. Dengan sistem kolaborasi yang digunakan dalam pendekatan jurisdiksi, maka persoalan dan kesenjangan antar sektor dapat terisi dengan baik serta meminimalisir ketidaksinambungan komunikasi yang sering terjadi sekarang,”
Selain itu “ tata kelola perkebunan yg dilaksanakan oleh petani swadaya juga akan memperkuat komitmen semua pihak terkhusus pemerintah dalam melacak suplai kelapa sawit atau VSA (verifikation soursing area) dr komoditas sawit tsb
tukasnya.(Ms)